Senin, 30 Desember 2024

Jajak Bingke Belitong, Penganan dari Pulau Belitong, dulunya merupakan Kue yang ber-derajat tinggi, hanya dihadirkan pada acara khusus saja.

Jumat, 26 Januari 2024 | 15:05
Laporan: Irwansyah
Jajak Bingke Belitong, Penganan dari Pulau Belitong, dulunya merupakan Kue yang ber-derajat tinggi, hanya dihadirkan pada acara khusus saja.
Jajak Bingke Belitong.

KLIKINDONESIA(BELTIM)

Manggar Belitung Timur- Penganan atau Kue atau juga kudapan, adalah makanan sekunder setelah makanan pokok bagi manusia di seluruh dunia, konon lagi di Indonesia, pastinya sangat banyak ragamnya, dan banyak diantaranya merupakan Penganan atau kue khas suatu daerah.

Disaat sekarang ini, dimana hampir semua orang mulai terbangkitkan kesadarannya, mengenai pentingnya identitas atau ciri khas tentang daerahnya, maka Penganan yang menjadi khas daerah tersebut pun, oleh masyarakat mulai di klaim dan ditetapkan sebagai elemen untuk memperkuat identitas daerah tersebut, dan tak Cuma itu, suatu jenis penganan yang merupakan ciri khas suatu daerah bisa menjadi alat untuk memperkenalkan atau mengingat daerah penghasil penganan tersebut.

Tak terkecuali dengan Pulau Belitong, dimana penduduknya diakui sebagai mayoritas Melayu, yang dikenal dengan Melayu Belitong, yang juga mempunyai beberapa penganan khas daerah tersebut, salah satu diantaranya adalah Kue atau biasa disebut jajak Bingke, yang biasanya berbentuk bulat dan berwarna hijau, dikenal dengan nama populernya sebagai Bingke Belitong.

Menurut cerita dari masyarakat di kampung-kampung Pulau Belitong, konon pula, Jajak Bingke bukanlah sembarang penganan, Jajak Bingke menempati derajat yang tinggi, hanya dibuat dan dihadirkan para acara khusus atau tertentu saja dan dianggap sebagai acara penting saja di pulau Belitong.

“Kue atau Jajak bingke itu, memang sudah lama adanya, hanya saja belum diketahui secara pasti kapan awal keberadaannya, dulunya jajak itu merupakan  jajak yang tinggi derajatnya, maksudnya hanya ada pada waktu waktu tertentu, semisal acara begawai dan sebangsanya, entah karena memang bahan untuk membuat jajak itu agak mahal, sehingga tidak semua orang bisa membuat sebagai jajak untuk hari-hari biasa” ujar Ibu Haniah, yang pernah menjabat sebagai Analis Budaya di dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur.

Masih menurut Ibu Haniah, bahan dasarnya adalah Tila atau Ubi Jalar boleh juga buah Labu, yang dilumat menjadi halus, kemudian dicampur dengan tepung terigu, Telur, gula pasir, tak lupa juga santan kelapa, kemudian di aduk agar bercampur dan menjadi adonan, yang kondisinya tidak boleh terlalu kental atau encer.

Setelah adonan jadi seperti yang diinginkan, lalu dimasukkan kedalam cetakan (dulunya cetakan terbuat dari kaleng susu kental manis yang dipotong dan diambil bagian bawahnya saja), cetakan tersebut terlebih dahulu diolesi dengan minyak kelapa, kemudian baru dipanggang di dalam Oven, dengan api atas dan api bawah, agar masaknya merata.

Kue atau Jajak Belitong adalah sebuah karya atau hasil dari peradaban yang turun temurun, mengandung nilai historis yang tak kalah penting dari berbagai elemen penguat identitas adat dan budaya di Belitong, seyogyanya, pemerintah Kabupaten Belitung dan Belitung Timur melalui OPD yang menangani hal-hal seperti ini, dalam hal ini adalah Disbudpar, juga menaruh perhatian, agar bisa terlindungi dan tidak di klaim menjadi ciri khas daerah lain.(Irwansyah)

Kirim Komentar

Berita Lainnya