Kamis, 02 Januari 2025

Kelakar Ngopi bersama Bang Fithrorozi Presiden Ngenjungak Republik Kelekak

makna Ngegantang Asap dan Manjangek Tali Kelambu

Kamis, 28 September 2023 | 18:20
Laporan: Irwansyah
Kelakar Ngopi bersama Bang Fithrorozi Presiden Ngenjungak Republik Kelekak

KLIKINDONESIA(BELTIM)

Manggar- jika berkunjung ke pulau Belitong, rata rata masyarakat Belitong banyak yang mengenal Fithrorozi atau Bang Fithro, seorang penggiat Budaya Belitong, yang merupakan putra daerah asli pulau Belitong.

Pria penikmat kopi sejati yang suka berkelakar dan selalu memperhatikan adat budaya Belitong ini, kaya dengan khazanah pengetahuan budaya seputar Belitong.

Ditemui di Warung Kopi atau Warkop Anoy pada kamis(28//2023), yang berada di pojok Pasar lama Lipat kajang Manggar, Belitung Timur, Bang Fithro pun mengajak awak media ngobrol atau kelakar sambil ngopi khas Belitong.

menurut Bang Fithro, bahasa Belitong itu sumber aslinya adalah bahasa Melayu, dan pastinya banyak mengandung istilah-istilah dan juga ungkapan dalam pemakaian kalimatnya, yang sekarang ini hanya sedikit orang saja yang menggunakan dan paham artinya, antara lain menurut bang Fithro adalah istilah ngegantang asap dan manjangek tali kelambu.

Bang Fitro menjelaskan walaupun sekilas makna dari kedua istilah kalimat tersebut , baik itu ngegantang asap maupun manjangek tali kelambu, hampir sama, yakni suatu hal yang percuma atau sia-sia, namun sesungguhnya berbeda.

" Ngegantang asap itu adalah menjelaskan sebuah tujuan, namun si penjelas tersebut, melakukan hal yang kurang perlu atau tidak ada relevansinya terhadap tujuan kalimat, sedangkan manjangek tali kelambu, adalah si penjelas akan menyampaikan kalimat bantu yang memutar, bertele-tele dan lama dalam mencapai maksud tujuan utama kalimatnya" ujar Bang Fithro.

dicontohkan oleh bang Fithro, semisalnya seseorang ditanya oleh orang lain,  dimana letak warkop Anoy, ia akan menjawab dengan memberikan suatu hal, apakah mengajak si penanya untuk membahas hal lain yang tidak ada kaitan dengan keberadaan letak warkop Anoy tersebut, ataukah juga si penjawab tersebut melakukan hal lain seperti bersikap diam atau mebutak-atik hp-nya dan lain sebagainya, sehingga bisa saja menimbulkan perasaan jengkel bagi si penanya, hingga bisa membuat si penanya beranjak pergi karena tidak mencapai tujuan dijawabnya pertanyaan tersebut.

sementara manjangek tali kelambu, dicontohkan dengan seseorang yang ditanya oleh orang lain, dimana letak warkop Anoy, ia akan menjawab dengan memberikan jawaban dengan kalimat penjelas yang berputar-putar jauh dari tujuan, Warkop Anoy yang letaknya di Pasar Manggar, si penjawab dan si penanya berada dekat dengan warkop tersebut, dan sebenarnya bisa dijelaskan secara ringkas dan cepat, namun si penjawab menjawab dan menjelaskan bahwa jika ingin ke warkop Anoy, maka harus menempuh dari arah Tanjung pandan, melewati jalan tengah, lewat Renggiang dan sampai ke Manggar baru ke pasar, yang sesungguhnya kalimat bantu penjelasan tersebut tidak perlu di ungkapkan.

Kelakar Kopi pun tak hanya membahas seputar istilah dan ungkapan dalam bahasa Belitong saja, bang Fithro juga membahas betapa pentingnya eksistensi adat dan budaya yang ada di Pulau Belitong, sebagai identitas Urang Belitong asli yang harus dibangkitkan, dijaga, dirawat dan dilestarikan hingga nanti ke anak cucu, agar tak lekang dan tergerus dimakan jaman. (irwansyah)

Kirim Komentar

Berita Lainnya